Mendapatkan Warisan Mertua? Kedengarannya seram dan seakan-akan anda menjadi orang jahat dalam hal ini. Sebenarnya kenyataannya tidaklah demikian. Apabila anda mempunyai hubungan keluarga langsung seperti sebagai menantu yang sah tentunya anda bukan tidak berhak atas warisan yang ada.
Walaupun seyogyanya istri/suami anda yang mempunyai hak atas harga orangtuanya, bukan berarti pada akhirnya bukan milik anda juga. Tentunya tergantung hubungan anda dengan istri juga. Kalau memang semua baik, apa yang menjadi milikmu maupun milik istrimu adalah milik bersama juga.
Prinsip Pewarisan KUH Perdata dan Hukum Islam, prinsip pewarisan menurut KUH Perdata adalah hubangan darah. Yang berhak mewaris adalah yang punya hubungan darah, kecualia suami/istri pewaris (Pasal 832 KUHPerdata)
Sedangkan, menurut hukum Islam Pasal 171 huruf c pada kompilasi hukum Islam, yang berhak atas waris adalah :
Jadi artinya apabila mertua meninggal dunia, maka yang berhak menggantikan kedudukan almarhum suami/istri.
Ada beberapa faktor dalam mendapatkan hak waris. Tentunya sudah dibahas sebelumnya yaitu karena adanya hubungan darah. Dalam hal ini adalah sang istri atau suami. Selain itu ada beberapa faktor yang penting.
Pembahasan waris merupakan hot topic yang trending tetapi juga penting. Apabila tidak ditangani dengan baik, yang ada adalah ribut antar keluarga yang tidak ada ujung pangkalnya.
Oleh sebab itu, ada baiknya sebagai orangtua, hendaknya arif dan bijak sewaktu hidup dalam membagikan warisannya. Buatlah akta wasiat sehingga segala pertengkaran keluarga dapat dihindari.