Sejumlah sektor industri terdampak oleh tren pelemahan rupiah, termasuk sektor properti. Kekhawatiran utama adalah dampak terhadap harga rumah yang bisa melonjak, sehingga menurunkan daya beli masyarakat di dalam negeri. Namun, menurut Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir mengenai hal ini.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak hanya menjadi perhatian para pelaku pasar keuangan, tetapi juga berdampak signifikan pada berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Salah satu sektor yang terpengaruh adalah sektor properti.
Sebagai informasi, pagi ini rupiah dibuka menguat 0,08% atau naik 13 poin ke level Rp16.383 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang AS menguat tipis 0,02% ke posisi 105,73. Pada perdagangan sebelumnya, Selasa (2/7/2024), rupiah sempat ditutup melemah 0,46% atau 75 poin ke level Rp16.396 per dolar AS. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pergerakan dolar dan rupiah dipengaruhi oleh data utama nonfarm payrolls untuk bulan Juni yang akan dirilis pada hari Jumat.
Data ini diperkirakan akan memberikan wawasan lebih dalam mengenai pasar tenaga kerja, yang juga merupakan pertimbangan utama bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Jl. Pengantin Ali , Jakarta Timur, DKI Jakarta
Apartemen Strategis di LRT City Ciracas yang nempel dengan stasiun LRT Ciracas LRT City Ciracas Tower Azure lantai 24 No Unit 28 2...
Artikel ini akan membahas bagaimana pelemahan rupiah mempengaruhi pasar properti di Indonesia, serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh para pelaku bisnis untuk menghadapinya.
Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Harga Bahan Bangunan
Ketika rupiah melemah, biaya impor bahan bangunan seperti semen, besi, dan material lainnya menjadi lebih mahal. Sebagian besar bahan bangunan di Indonesia masih diimpor, sehingga perubahan kurs rupiah langsung mempengaruhi harga-harga tersebut. Kenaikan harga bahan bangunan ini pada gilirannya dapat meningkatkan biaya konstruksi.
Dampak Terhadap Harga Properti
Biaya konstruksi yang meningkat akan memaksa pengembang properti menaikkan harga jual properti. Hal ini berpotensi menurunkan daya beli masyarakat terhadap properti, khususnya di segmen menengah ke bawah. Konsumen mungkin akan menunda rencana pembelian properti mereka, menunggu kondisi ekonomi yang lebih stabil.
Peningkatan Suku Bunga KPR
Pelemahan rupiah seringkali diikuti dengan kebijakan moneter yang lebih ketat dari Bank Indonesia (BI). Salah satu langkah yang mungkin diambil adalah menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga ini akan berdampak langsung pada suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan suku bunga KPR yang lebih tinggi, cicilan bulanan juga akan meningkat, sehingga menambah beban bagi konsumen yang ingin membeli rumah dengan cara kredit.